Senin, 11 Februari 2013

PNS ataukah Pengusaha? Tentukan Pilihan Sekarang Jua!!!

Saya lupa sekali apakah dulu ketika kecil saya pernah bercita-cita untuk menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil atau tidak. Yang pasti saya sangat mengenal dekat dengan para Pegawai Negeri Sipil. Kakek saya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil di Pemuda dan Olah Raga di jamannya dan mendapatkan Kendaraan Dinas berupa Sepeda Onta yang sampai saat ini pun masih ada dan digunakan oleh Pak Dhe saya yang bernama Sukarno. Pak Dhe saya ini pun seorang Pegawai Negeri Sipil di SMEA Negeri Bondowoso yang mulanya bertugas sebagai Penjaga Malam/Waker dengan status Rollstatt. Rupanya Pak Dhe saya ini bisa jadi Rollstatt PNS karena dibantu oleh Pak Dhe Harjo yang juga seorang PNS di Dinas Pendidikan. Dan Pak Dhe Harjo ini bisa jadi PNS dibantu oleh Kakek,.... hehehehe,.... Mbulet ya,...

Begitulah Pegawai Negeri Sipil di jaman Orde Baru menganut sistem seperti Kerajaan, bahwa setiap Pegawai Negeri Sipil mendapat jatah satu orang untuk staf dan bertambah satu untuk setiap pimpinan diatasnya. Jadi, jika Staf itu dapat jatah satu orang, Kepala Seksi dapat dua orang, Kepala Bidang dapat tiga orang, Kepala Dinas dapat empat orang. 

Di jaman Kerajaan dan jaman Belanda bahwa seorang Abdi / PNS itu adalah posisi yang sangat disegani dan sebuah kehormatan apabila Rakyat Jelata bisa menjadi seorang Abdi / PNS. Itu kenapa, masih banyak orang-orang tua yang menganggap bahwa menjadi PNS itu adalah pekerjaan IDOLA yang sangat didamba-damba tiap orang tua karena dianggap dapat mengangkat derajat sosial Orang Tua.

Orang tua saya sendiri hanyalah Penjahit yang Alhamdulillahnya setiap tahun selalu mendapat jatah untuk menjahit seragam ribuan Pegawai Negeri Sipil di Bondowoso. Saya adalah anak ke-2 dari Tiga Bersaudara dan Satu-satunya Lelaki diantara saudara-sauara saya. Pendidikan di mata orang tua saya adalah hal yang sangat penting, bahwa anak-anaknya harus pandai dan bisa kuliah itu adalah prinsip bagi orang tua saya yang dua-duanya hanyalah lulusan SD. Biar jadi "Panggede" harapnya. Entah "Panggede" yang seperti apa yang dimaksud kala itu.

Kakak saya pada akhirnya sekolah di Akademi Kebidanan dan berhasil menjadi Bidan Desa dengan status PNS setelah mengikuti Ujian Masuk PNS dengan catatan benar-benar murni alias Gak Mbayar. Berarti ada yang mbayar ya? ah, itu kan sudah menjadi rahasia umum. Dan saya sendiri kala itu baru lulus kuliah di Akademi Perikanan Sidoarjo. Karena memang status sekolah bukan ikatan dinas, jadi ya mau nggak mau harus tetap mencari pekerjaan sendiri selain juga dibantu oleh Kampus untuk dimasukkan ke Perusahaan-Perusahaan Pengolahan Ikan. Tetapi karena saya sendiri memang tidak punya passion untuk bekerja di Pabrik, saya lebih memilih untuk menjadi guru di SMK Perikanan di Puger Jember yang jarak tempuhnya 2 jam perjalanan dari rumah orang tua di Bondowoso. Gak berapa lama adek saya berhasil masuk kuliah di Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) dan karena status sekolahnya Ikatan Dinas jadi adek saya adalah seorang Calon PNS ketika masih sekolah dan menjadi PNS ketika lulus kuliah.

Yah, saya akhrinya berhenti menjadi seorang Guru dan lebih memilih untuk berwirausaha. Ujian PNS atas saran orang tua tetap saya ikuti meski gagal berkali-kali. Dan ketiga kalinya dengan pasrah saya pun mengikuti kembali Ujian PNS, kali ini saya mengikutinya di Kabupaten Jember karena hanya di Jember yang membutuhkan formasi PNS dari jenis pendidikan D3 Perikanan. Dan gak dinyana, ternyata saya akhirnya berhasil menjadi seorang Pegawai Negeri Sipil. Kembali dengan catatan, tanpa mbayar dan tanpa bantuan siapapun kecuali Doa Orang Tua dan ALLAH SWT tentunya yang mengijinkan saya untuk lulus dan menjadi seorang PNS.

Bagaimana kerja seorang PNS? Wah, itu saya blang sama sekali. Nggak ngerti sama sekali. Setahun menjalani pekerjaan sebagai PNS. Dan saya sudah ingin berhenti!!! Ini bukan passion saya sama sekali!!! Saya gak ingin membuka apa yang salah di PNS. Pastinya menjadi PNS jauh sekali dari ekspektasi yang saya bayangkan. Tak perlu kuliah susah-susah, yang penting kamu bisa mengoperasikan komputer dan manut sama atasan, buat saya kamu sudah pantas menjadi PNS. Ada banyak sih memang pekerjaan-pekerjaan PNS itu, jadi yang saya bicarakan adalah PNS Daerah. Kapabilitas seseorang sudah gak dipakek lagi disini. 

Bukankah banyak orang-orang yang menduduki jabatan tapi gak sesuai sama sekali dengan latar belakang pendidikannya. Gak perlu saya sebutkan, kalian lihat sendiri lah disekitar lingkungan kalian. Atau bisa jadi itu malah orang tua kalian sendiri. Gak perlu menyalahkan juga karena ini semua adalah sistem. Yah, sistem yang salah.

Saking gak kuatnya menahan beban batin ketika itu, saya langsung menyampaikan ke Istri kalau saya ingin berhenti menjadi PNS dan berwirausaha saja yang penting berkah. Istri pun mengiyakan, walaupun saya yakin berat sekali buat dia. Tetapi pun memang seharusnya begitu daripada mendapatkan rejeki yang gak barokah. Kemudian saya pun menyampaikan hal yang sama kepada Bapak bahwa saya ingin berhenti menjadi PNS. Dan tanggapan Orangtua saya sangat luar biasa, luar biasa kecewa hehehe,.... 

Saya pun menyerah dan terpaksa menerima kenyataan dan keadaan sebagai PNS demi menyenangkan hati orang tua dan menenangkan hati istri. Tapi Batin ini gak pernah berhenti berontak. Beruntung, ada seseorang yang mendinginkan hati saya. "Selama kamu bukan pengambil kebijakan dan kamu selalu sadar bahwa ada yang salah dalam sistem birokrasi ini, maka beristighfarlah sebanyak mungkin InsyaALLAH ALLAH SWT akan mengampuni perbuatanmu. Dan jika kamu mendapatkan uang yang gak jelas maka sebaiknya kembalikan saja kepada mereka yang jauh lebih berhak." begitu katanya.

Dan saya seringkali menyampaikan apa adanya kepada sahabat-sahabat saya untuk tidak menjadi Pegawai Negeri Sipil. Karena Indonesia gak akan  lebih baik kalau Pemuda-Pemudanya berebutan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil sampek rela menyuap puluhan juta rupiah hanya demi sebuah pekerjaan yang bergaji 2 juta rupiah. Bukalah Mata, Hati dan Pikiran! Bahwa 9 dari 10 pintu rejeki itu ada di Perniagaan begitu sabda Rasulullah SAW. Per kaya lah diri kalian dengan USAHA bukan dengan menjadi ABDI. Semoga setelah ini tidak ada lagi Orang-Orang yang terjebak dalam Sistem Birokrasi seperti saya.

8 komentar:

  1. Cerita ini betul-betul mengena dan juga terjadi pada saya. Tapi bukankah hidup adalah pilihan,termasuk pilihan tuk menjadi seorang PNS. Sebelumnya terima kasih utk nasehat ini : "Selama kamu bukan pengambil kebijakan dan kamu selalu sadar bahwa ada yang salah dalam sistem birokrasi ini, maka beristighfarlah sebanyak mungkin InsyaALLAH ALLAH SWT akan mengampuni perbuatanmu. Dan jika kamu mendapatkan uang yang gak jelas maka sebaiknya kembalikan saja kepada mereka yang jauh lebih berhak."

    BalasHapus
  2. Sangat inspiratif, malah ane kepengen jadi Guru aja mas.he3..
    ane PNS, jadi memahami gejolak di pikiran agan

    BalasHapus
  3. Perkenankan saya menceritakan kisah saya
    Saya mantan pns gol saya terakhir 3d, dan sdh 2 tahun ini saya berhenti jadi pns. Alasan saya berenti karena tdk ingin terus terusan memberikan nafkah yg haram utk anak istri saya. Terus terang sbg pns dan karena memegang jabatan strategis dan memegang proyek yg bernilai ratusan milyar saya sangat banyak menerima easy money (suap dsb) dan uang sangat mudah saya dapat hidup pun sangat nyaman tapi at the end of the day saya sadar semua yg saya dapat adalah haram, dan dgn tekad bulat saya ingin menyudahinya padahal masa kerja saya msh panjang saya masih berumur 40 th .
    Singkat cerita saya keluar dan membuka usaha sendiri tetspi selama 2 tahun ini usaha yg saya jalani bangkrut dan satu persatu aset saya yg saya dapat selama jadi pns saya jual utk bertshan hidup (mungkin ini kehendak Allah utk membersihkan ) 2 tahun ini hidup saya istri dan anak2 sangat berat dan kadang ada penyesalan knp berenti jadi pns, tapi mungkin dibalik semua ini ada rencana yg indah dari Allah utk saya , istri dan anak2, moga Allah memberikan saya dan keluarga kekuatan dan kemudahan utk melanjutkan perjuangan hijrah bagi mendapatkan rezeki yang halal .

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin ya rabb... saya doakan semua akan indah pada akhirnya pak

      Hapus
  4. Beruntunglah orang2 yg berprofesi PNS tp hatinya gelisah dengan duit dr PNS. Itu pertanda Allah masih menunjukkan hati kita untuk tau mana yg haq dan yg bathil. DIm profesi PNS sulit menolak duit yg sejatinya bukan hak kita dan ini sifatnya sudah berjamaah, malah kalau kita nolak bias ditertawakan org sekantor. OK duit nya diterima dan kita salurkan ke yg berhak, Tapi tetap saja sulit menahan godaan jika duit sudah ditangan kan? Sekali lagi profesi PNS bagi org jujur itu sulit tp bagi org yg tutup mata dan hanya mikirin kemilai harta ya pekerjaan yg amat mudah. Saya PNS dan dari sejak tahun awal saya sudah berniat berhenti, untungnya saya perempuan jd jalan saya untuk berhenti dari pekerjaan ini lebih mudah. Saran saya bagi yang ingin hidup bahagia tenang dunia akhirat JANGAN JADI PNS.

    BalasHapus
  5. apalagi lho DPA SKPD besar.... byk yg difiktifkan

    BalasHapus
  6. Kalau semua orang ga mau jadi PNS yang mau mengurusi pernak-pernik kepentingan negara itu siapa dan golongan yang mana ya? Masih suka dengan pandangan orang yang tidak menghargai PNS sebagai suatu pekerjaan yang notabene tidak semua orang bisa melakukannya.


    Dan untuk kisah Eyang Subur tadi sangat menginspirasi semua orang, karena mau berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Begitu juga dengan Cak Oyong, yang menulis cerita ini.


    Tapi apa semua PNS seperti itu? Enggak kan..sekali lagi hidup adalah pilihan. Kalau semua orang berfikir pekerjaan sebagai PNS itu ga baik karena berdekatan dengan korupsi dll, coba lihat deh teman2 yang rela bekerja di daerah pedalaman sebagai PNS dengan rasa cinta dan tangggungjawab kepada pekerjaan. Fikirkan lagi bagaimana perasaan mereka selama mengabdi disana.


    Hanya segelintir? Baiklah kalau dilihat data hanya segelintir yang terlihat, tapi itu tidak menjadikan PNS sebagai salah satu pekerjaan yang harus diabaikan.


    Banyak kok contoh dari orang-orang yang murni mendapatkan pekerjaan sebagai PNS. Yang bekerja dengan sepenuh hati, walaupun di awal karir mereka juga ga sesuai dengan latar belakang pendidikan yang mereka tekuni selama ini.


    Sekali lagi, hidup adalah pilihan :D

    BalasHapus