Kamis, 08 November 2012

Teman Se,.....LAMA-LAMAnya,....


Memasuki kota Jember di bulan september 2006 itu buat saya adalah hal yang tersulit. Dari seorang anak yang lahir dan besar di kota kecil Bondowoso dan melanjutkan kuliah di kampus berasrama, membuat saya menjadi anak yang susah bersosialisasi dengan lingkungan baru.

Saya, "sendirian" harus hidup di Kota Jember yang lingkungannya sama sekali tidak pernah saya kenal. Memasuki dunia kerja birokrasi yang saya tidak pernah tahu bagaimana sistemnya. Kontan membuat saya menjadi orang yang terkucil. Teman-teman kantor yang mayoritas sudah berumur membuat saya semakin bingung bagaimana bertingkah laku. Belum lagi dengan pem-bully-an dari beberapa teman kantor karena saya "orang baru".

Baru sedikit mendapat teman ketika saya pindah kos di daerah kampus ditahun 2007. Jadi selama rentang waktu satu tahun itu saya hanyalah orang yang beraktifitas stagnan.


Dan kemudian menjalani kehidupan rumah tangga membuat saya ketambahan teman dari teman-temannya istri. tapi tetap saja saya merasa malu dengan diri saya sendiri. Laki gak punya teman??? Oh My Good!!!

Tapi tiba-tiba saja dan seperti sebuah mantra "SimSalabim" saya mempunyai banyak sekali teman, dan bukan sekedar teman. Tapi, teman yang hebat dan luar biasa! CIYUS!!!

Semua itu berawal dari media sosial yang bernama "Twitter". Sepertinya saya memang berutang budi dengan twitter.

Rentetan peristiwanya kurang lebih seperti ini:

Suatu hari di bulan Januari tahun ini saya melihat salah satu berita di Televisi swasta tentang sebuah sekolah gratis namanya Akademi Berbagi dengan pendirinya yang bernama Ainun Chomsun. Dalam hati saya berkata "mulia sekali orang ini". Kemudian saya sharing-sharing dengan istri bahwa orang itu hebat.
Kalimat suci yang menjadi pedoman hidup kami adalah, "Akan terputus semua amal manusia ketika dia mati kecuali tiga hal, yaitu anak shaleh yang mendoakan orang tuanya, sedekah jariyah dan ilmu yang bermanfaat"
Nah, Ainun Chomsun yang kemudian saya kenal dengan sebutan Mbak Ai dengan akun twitter @pasarsapi ini sudah dapet pahala unlimited "ilmu yang bermanfaat" dari kegiatan2 Akademi Berbagi.
Saya yang ketika itu bersama istri belum punya keturunan hanya bisa mengakses pahala unlimited dari "sedekah jariyah" itupun gak seberapa. Langsung saja saya bilang ke istri, "gimana kalo kita nyoba bikin akademi berbagi di Jember?"
Alhamdulillah istri sangat mendukung sekali.
Selanjutnya tepat tanggal 1 Februari saya kirim imel ke akademiberbagi setelah terlebih dahulu saya googling contactnya di akademiberbagi.org
Dan balasan imelnya adalah saya harus menyediakan tempat, guru dan murid. masalah pertama muncul karena saya masih gak punya teman. hahahahahaha,.....
Saya mencoba mengemis2 ke adminnya akademiberbagi untuk dibantu di awal,... dan balasan imel kedua pun dibales:

pada dasarnya akber adalah ide, inisiatif, yang kemudian menjadi gerakan dan komunitas..

kelas akber adalah bentuk dari kerbutuhan masyarakat di masing-masing kota tersebut..

perlu dipahami bahwa akademi berbagi adalah: knowledge sharing, gratis dan relawan
yang dijalankan oleh guru, pengelola dan murid yang semuanya adalah relawan..

dengan segala keterbatasannya, relawan di masing-masing kota berupaya menjalankan komitmen dan menjaga konsistensinya melalui online dan offline..

setiap kota memiliki kewenangan untuk berkreasi sesuai dengan local wisdom yang ada

kami di sini hanya meminta agar gerakan akademi berbagi ini menjaga 3 hal utama yang telah disebutkan di atas tadi..

ada banyak kisah tentang akademi berbagi, bisa ditemukan di web kami atau dengan mengetik keyword: akademi berbagi di google untuk menemukan berbagai artikel tentang kami..
mungkin bisa menemukan inspirasi untuk berkreasi dari sana..

salam, 

~ @dbrahmantyo


Yayaya,... saya memang harus babat alas sendiri. demi sebuah kegiatan yang bernilai kebaikan. suatu hari ALLAH SWT sedikit memberi jalan dengan membiarkan mata saya membaca salah satu kolom di Radar Jember (JawaPos Group), disitu dikisahkan tentang anak2 muda Jember yang sedang membikin film pendek tentang Jember di Pasar Kepatihan dan Pantai Payangan Ambulu Jember.
Berbekal nama Ayos Purwoadji dan Dwi Putri Ratnasari saya kembali googling dan akhirnya menemukan mereka di Facebook dan Twitter.
Ayos Purwoadji dengan akun twitter @aklampanyun dan Dwi Putri Ratnasari dengan akun twitter @dwiputrirats
Akhirnya, pada tanggal 7 Februari saya pun berkirim imel dengan Ayos bercerita tentang keinginan saya untuk membuat Akademi Berbagi di Jember. Dan sayapun dikenalkan dengan @mbakchin  yang ternyata kepala sekolahnya Akber Surabaya dan Arman Dhani (@arman_dhani) yang kala itu masih jadi wartawan di Radar Jember.
Keesokan harinya saya pun janjian untuk bertemu dengan Arman Dhani yang ternyata satu almamater SMA dengan saya di Bondowoso. Saya pun kemudian berbincang mengenai keinginan saya untuk membuat Akademi Berbagi di Jember. Dan akhirnya saya pun diperkenalkan dengan Nuran Wibisono dan Sahad Bayu.

Dan karena masih belum menemukan titik temu,.... akhirnya kepending lah pendirian Akademi Berbagi di Jember.
Tapi sejak saat itu saya mulai rajin ber tuattuit di twitter.

Keinginan saya untuk berbagi masih belum padam dan kemudian saya sempat membaca status dari Tamasya Indie Band di FB tentang keinginan mereka untuk berbagi buku di pelosok2 sekolah di Kab. Jember. Tapi sayang sekali komentar saya lama sekali gak ditanggapi. Saya pun bercerita ke istri tentang hal ini. Saya sampaikan ke istri kalo saya pengen sekali membantu anak-anak yang serba kekurangan, yah berharap ketika kita mencintai anak-anak itu akan menjadi "lantaran" ALLAH SWT mencintai kita dan mungkin bisa jadi "lantaran" pula ALLAH SWT segera memberikan keturunan ke kita. (Kami ketika itu telah memasuki 5 tahun usia pernikahan dan masih belum diberikan keturunan).

Akhirnya saya pun diperkenalkan oleh istri dengan salah seorang temannya (customernya istri) yang katanya sering membantu2 sekolah-sekolah di pelosok2 Jember. Maka saya pun ketemuan dengan Mbak Mevi Widiati dan Mas Hanan Kukuh, berbicara tentang keinginan saya untuk membantu anak-anak di pelosok bersama-sama mereka.

Dan pada tanggal 21 April 2012 pertama kalinya saya berbagi buku dengan teman-teman We Care Community (Mbak Mevi Widiati dan Mas Hanan Kukuh) di MI Mambaul Ulum Lampeji Mumbulsari.


Bahagia rasanya melihat mereka antusias berebut buku baru untuk dibaca dan menciumi aroma kertasnya.

Maka sayapun semakin antusias dan bersemangat untuk berbagi. Pada tanggal 24 April maka saya pun membuat sebuah akun @jemberbagi untuk semakin mengkoneksikan dengan berbagai macam orang mau turut berbagi.

Kemudian saya pun berkenalan dengan Rahmad pemilik Warkop CakWang dengan akun @Kopi_Cak_Wang yang ketika itu sedang mengumpulkan buku-buku untuk diserahkan ke Rumah Baca Padasan. Inilah pertama kali saya mengunjungi WarKop Cak Wang yang selanjutnya seringkali menjadi tempat ngumpulnya teman-teman.

Pada tanggal 28 April saya kembali mengajak Arman Dhani ditambah Sahad Bayu dan Mas Bro Hakim (Tamasya Indie Band) untuk bertemu di Radio Cafe demi membahas kelanjutan Akademi Berbagi di Jember. Tapi sayang sekali Mas Bro Hakim saat itu masih belum bisa bergabung karena ada kegiatan bersih-bersih sungai Bedadung. Untungnya sekalipun bertiga kamipun bersepakat untuk segera membikin kelas Akber Jember.
Pada tanggal 3 Mei sayapun berkirim imel ke akademi berbagi dan kemudian berhubungan dengan Mbak Chika sebagai Divisi pembukaan cabang baru Akademi Berbagi. ternyata tidak sesimpel di awal karena sudah terjadi perubahan aturan. Tapi kamipun mengikuti aturan itu.

Pada tanggal 12 Mei saya bersama teman2 dari Mbak Mevi dan Mas Hanan mengunjungi Slerok, sebuah dusun terpelosok di kaki gunung raung untuk membantu memperbaiki bangunan sekolah yang sudah hampir mirip dengan Laskar Pelangi.

Kondisi Sekolah sebelum diperbaiki

Teman-teman yang turut membantu

Di kegiatan diatas Rahmad Cak Wang sudah turut bergabung dengan teman-teman dari Mas Hanan dan Mbak Mevi karena ternyata Mas Hanan sudah kenal dengan Rahmad dan seringkali nongkrong di WarKop CakWang.

Selanjutnya saya pun mengajak ketemuan kembali Arman Dhani dan Sahad Bayu di WarKop CakWang. Mematangkan Akber Jember dan Kelas Perdana. Hasilnya: Sahad Bayu menjadi Kepala Sekolah dan Volunteernya adalah Saya sendiri, Arman Dhani, dan Rahmad CakWang. Untuk Kelas Perdana akhirnya Ayos Purwoadji berkenan untuk mengisi Kelas dengan tema "Creative Writing" pada tanggal 26 Mei 2012.
Disaat yang bersamaan Mas Arif "PetakUmpet" dengan acara Berbagi Ide Segar pun berkenan memindahkan lokasi tujuannya dari yang semula di Lumajang akhirnya pindah di Jember dengan syarat ada EO-nya. Setelah saya tawarkan kepada Rahmad yang saat itu merupakan founder dari EO Artindo dan si Rahmad pun setuju maka acaranya dilaksanakan di tanggal 26 Mei 2012. Dan sayangnya ketika itu saya sedang keluar kota menemani istri yang sedang training kecantikan di Malang.
Ah, yang tepenting kan acaranya lancar jaya. hehehehe,....

Yah, begitulah semua berawal,..... hingga detik ini saya sudah memiliki banya teman walaupun buat saya itu masih kurang. Karena seorang musuh itu terlalu banyak dan ratusan teman itu masih sedikit. Yok kita terus menambah teman, karena rejeki ada didalam ikatan silaturrahmi. Terimakasih kepada semua orang yang mau menjadi teman saya. Semoga pertemanan ini akan terjalin selamanya,.... Amin,....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar