Jumat, 15 Maret 2013

Untuk Anakku (2)

Apa kabar dedek di Rahim Bunda?
Pagi ini Abi pengen bercerita tentang Buku dan tulisan Nak,....
Sejak kecil Abi dan Bu Dhe mu (Nur Aini) sangat suka baca Nak tapi jarang sekali punya buku. Maklum sajalah Nak, dulu Kung dan Uti mu hidup dengan dicukup2kan bukan berkecukupan. Jangankan beli buku bacaan, untuk beli buku tulis saja susahnya minta ampun. bahkan Abi mesti mencari-cari dikolong meja milik kakak kelas yang mau lulus untuk mencari kertas-kertas yang masih kosong yang ada dibuku tulis mereka. Abi kumpulkan kertas-kertas kosong itu terus dijilid.
Abi senang sekali di perpustakaan Nak, bahkan ketika masih sekolah TK betapa bangganya Abi ketika Guru mengadakan Kuis dan pemenangnya bisa meminjam Buku Bergambar yang terlihat sangat mahal harganya. Dan Abi menjadi pemenangnya Nak, walaupun hanya mendapat pinjaman Buku hanya sehari.
Ketika Abi dulu sekolah SD, di Alun-alun sering ada pameran Buku Nak. Hampir tiap hari Abi maen kesana. Bukan untuk membeli Buku Nak tapi untuk membaca buku-buku yang dipajang disana. Dan karena akhirnya para penjaga stand pameran sudah sering melihat Abi jadinya ketika akan penutupan Abi diberi setumpuk buku Nak. Betapa senangnya Abi dan Bu Dhe mu jadi Abi dan Bu Dhe bergantian membacanya.
Abi selalu bercita-cita agar kelak ketika Abi dewasa Abi bisa punya perpustakaan pribadi dengan berjuta-juta buku didalamnya Nak.
Abi suka baca tapi belum pandai menulis atau mengarang cerita Nak. Beda dengan Bu Dhe mu. Bu Dhe mu itu rajin membaca dan pandai mengarang cerita. tulisan-tulisannya bagus-bagus dan Abi senang membaca tulisan Bu Dhe mu.
Membaca dan Menulis itu seperti dua sisi mata uang Nak, begitu kawan-kawan Abi penulis hebat sering berceloteh ato berbagi ilmu kepada orang-orang yang baru belajar.
Tapi memang benar Nak, bahwa kita tidak akan bisa menulis hebat jika malas membaca.
Membaca adalah kebutuhan Nak,....
Mau jadi apapun dirimu, maka menulislah,....
Sejarah ada karena tulisan

Abi punya banyak kawan yang dengan sukarela mau mengajari Abi untuk menulis. Ada Arman Dhani, Sahad  Bayu, RZ Hakim, Nuran Wibisono, Pitoresmi, dan lain-lain,.... Banyak Nak,.... Nanti kamu bisa belajar ke mereka.

Bicara tentang buku ternyata masih banyak Nak, anak-anak dipelosok sana yang belum pernah menciumi aroma buku yang masih baru. Suatu saat engaku pasti akan merasakan sensasi aroma itu.
Nah, karena keadaan itu Nak. Abi dan kawan-kawan Abi mencoba untuk membuat Gerakan #100PerpusMini agar mereka yang kesulitan mengakses Buku Bacaan akan dimudahkan. Setelah 7 lokasi yang terakses Gerakan ini berlanjut menjadi Rumah Buku Bondowoso. yang harapannya bahwa Rumah Buku ini akan menjadi poros bagi Gerakan Literasi di Bondowoso Nak. Berharap banyak orang yang membaca dan menulis di tempat ini.

Pena itu jauh lebih tajam dari pada Pedang Nak. Apalagi di era yang serba terhubung ini maka ketika kamu menulis sesuatu entah itu baik ataupun buruk seluruh dunia akan membacanya dan kamu tidak akan bisa menghapusnya. Jadi jika kamu menulis maka menulis dalam keadaan yang tenang dan baik dan jangan menulis ketika hati sedang capek, kesal ataupun marah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar