Rabu, 23 Januari 2013

Tentang Tulisan

Benar adanya bagi seorang blogger yang lagi pasif ide adalah melakukan blog walking, apalagi lanjalanan ke blog milik blogger-blogger hebat semacam: nuranwibisono.blogspot.com / terumbukarya.blogspot.com / andrelanjalan.com / acacicu.com / sahadbayu.blogspot.com / bacasayasaja.blogspot.com
dengan aglejer ke blog-blog milik wankawan saya itu akan menumbuhkan semangat baru, entah itu semangat malu karna saya belum bisa menulis sebaik mereka ataupun semangat menulis apa saja.

Saya kerap kali mengumumkan ke wankawan saya kalo saya gak bisa menulis/mengarang bebas. Demi menurunkan ekspektasi mereka yang membaca tulisan saya. daripada saya bilang saya jago nulis tapi tulisannya gak ada manfaatnya sama sekali? mending bilang gak bisa nulis kan? dan hasilnya??? You see lah,...

Tapi memang benar adanya kalo saya selama sekolah mulai SD-SMA, hal yang paling membuat saya jengah adalah ketika disuruh menulis karangan, tentang liburan sekolah, tentang ayah dan ibu, tentang apa saja,... rasanya seperti dipaksa berada didalam satu ruangan ukuran 1x2 meter dengan hanya satu lubang ventilasi ukuran satu bata. Sesak,... dan menyesakkan,... Hasilnya? Yah, saya harus puas dengan nilai maksimal 6. Saya selalu tergesa-gesa ketika menulis. sampai detik inipun rasanya masih seperti itu. Seperti ingin segera menyelesaikan dan keluar supaya saya bisa bernafas lega dan menatap ruang kosong ukuran 1x2 meter dengan lubang ventilas seukuran satu bata itu.

Itu juga kenapa ketika SMA hingga kuliah saya lebih asyik menulis Puisi daripada tulisan panjang.

Saya pun secara sadar mengakui bahwa Orang yang Hebat adalah Orang yang bisa menulis dengan baik. Sejarah ada karena tulisan. Kita gak akan pernah tahu RA. Kartini kalo Buku Habis Gelap Terbitlah Terang itu gak ada. begitu juga dengan naskah-naskah kuno, Kitab Sutasoma, Mahabharata, Ramayana, Relief-relief di Candi.

Maka dari itu, saya harus kembali belajar menulis. Mereka wankawan saya kerap mengajarkan bahwa menulis ya menulis saja. lebih sering lebih baik. Karena Bisa itu berasal dari Biasa.

Wankawan saya yang lain pun ada yang berpenyakit sama dengan saya dan mungkin lebih parah. Selalu yang diucapkan "Saya Gak Bisa Nulis". Lah??? di twitter itu gak nulis ya? di FB? di BBM? SMS?
Dan selalu dijawab dengan "Kan Beda?"
Haiiissshhhh,.... opone sing bedo to?
Nulis ya nulis aja, kalo baru nulis sudah pengen tulisan yg panjang sama saja dengan baru belajar jalan udah pengen lari sambil salto lagi. Gak mungkin kan? Kalo pengen lari ya diselesaikan dulu belajar jalannya, baru belajar jalan cepat, belajar lari, belajar sprint, baru belajar lari sambil salto.

Seperti sebuah anak tangga, maka melangkahlah satu-satu, kalo udah yakin curi start ambil dua langkah, kalo capek melangkah satu-satu lagi.

Tulisan ini bukan tulisan yg bagus tapi aku gak tw ngurus kok. Yang penting yo iku, nulis yo nulis aja, hehehe,...

Yo wis, sing moco tapi durung tw nulis, Gek ageh ndang nulis, selak sesok mati n durung nduwe tulisan blas dadine gak bakal dikenang. Hohoho,...

6 komentar:

  1. Menulis itu berkata-kata dengan huruf, dan tertawa dengan simbol. Misalnya :) atau :D

    Haha.. gak jelas yo komentarku. Salam tar centaran

    BalasHapus
  2. pakai rumus p+p (pokok pecethat), laine urusan mburi. @_@ (iku simbol opo ya?)

    BalasHapus
  3. bwahahaha,... iyelah sepenting epecethat, ekettik, ben tak osah bennyak epekker,... bisa sellak kapekker polanah,... :D

    BalasHapus
  4. Balasan
    1. Eh, Putri Lingkungan mecungul diam2, hohoho,... kalo dulu menulis dan mengetik itu beda,... tapi klo sekarang emang sepertinya udah jarang ya orang nulis di kertas,... hmmm,... jadi kangen,... tapi trus sapa yg mw baca???

      Hapus
  5. Nyoretlah maka kaupun ada.Tapi bukan coret-coret sembarangan loh..buatlah coretan yang bermakna :-)

    BalasHapus