Rabu, 31 Oktober 2012

Akhirnya Kami Harus Berlari #Akademi Berbagi Jember



Jika membuat sesuatu memang kita harus bertanggungjawab untuk menjaganya tetap ada dan dalam keadaan yang terbaik. Memang seperti itulah seharusnya. Seperti kami yang telah bersusah payah untuk membuat Akademi Berbagi ini berada di Jember, sebuah kota kecil yang sedang merangkak untuk menjadi kota yang maju. Kota yang memiliki Universitas Negeri dengan beratusribu mahasiswa dari berbagai kota tapi minim kreatifitas.

Dan kami? kami adalah manusia purna pendidikan formal dengan bertumpuk-tumpuk pekerjaan yang dibebankan kepada kami. Waktu 24 jam yang sepertinya terasa sangat kurang untuk kami bagi baik itu untuk pekerjaan kantor, keluarga, bisnis sampingan, istirahat, hobi.

Membuat kami seringkali berpikir apakah kami adalah manusia yang baik? Mengingat sebuah kalimat suci yang seringkali didengung2kan para Ustadz bahwa Manusia yang baik adalah Manusia yang paling bermanfaat bagi orang banyak.

Pertanyaannya adalah Apakah kami sudah cukup memberikan manfaat bagi orang banyak?
Yup, belum sama sekali. Kami hanya memberikan manfaat kepada keluarga kecil kami, kepada kantor tempat kami bekerja, dan kepada diri kami sendiri. itupun tidak maksimalkan?

Mencoba memberikan manfaat bagi orang banyak itulah yang membuat kami mau dengan ikhlas hati mengambil kesempatan ini. membuat akademi berbagi ada di Jember. Mencoba membagi-bagikan virus berbagi kepada banyak orang.

Sekalipun kami miskin waktu untuk kami bagi lagi, sekalipun kami miskin harta untuk kami bagi lagi, tapi setidaknya kami berusaha untuk memperkaya hati. Karna sesungguhnya ternyata yang kita cari selama ini selama kita hidup bukanlah harta melainkan hati yang tercukupi oleh kebahagiaan. Dan bahagia itu akan kita dapatkan disaat kita memberi dan bukannya menerima.

Dengan tertatih-tatih kami mencoba untuk terus menjaga agar Akber Jember ini tetap ada dan tetap berdiri. dan kehadiran Mas Imam Subchan di Jember seolah-olah seperti suntikan vitamin bagi kami yang sudah mulai lesu. Bahwa kami sekalipun kecil tetapi kami ada. bahwa sekalipun baru tetapi kami masih punya semangat yang sama besarnya. bahwa menjadi besar dan kecil adalah pilihan, dan yang terpenting adalah berusaha menjadi yang terbaik dalam besar ataupun kecilmu.

Yup, kini kami telah siap berlari. kami siap untuk terus ada bukan hanya dalam setahun atau dua tahun tetapi selama kami ada selama semangat berbagi terus menyala. Bukan hanya api kecil yang akan kami ciptakan tetapi Bara Api Semangat yang akan terus menyala-nyala.

Buat semua sahabat berbagi yang sedang layu. Ayo Semangat! Karna Negeri ini bergantung padamu! Pada Semangat yang ada dalam dirimu dalam keluargamu dalam keluarga AKADEMI BERBAGI!

Jembatan Berbagi


Ketika kita lagi nyenyak-nyenyaknya tertidur dan kemudian terjadi gempa dengan kekuatan 7 skala ritcher, tentu saja kita akan segera berlari keluar rumah menyelamatkan diri sendiri. baru kemudian kita tersadar untuk menyelamatkan keluarga kita, harta kita, orang-orang disekitar kita dan kemudian bergabung bersama para relawan yang telah bersiap sejak awal untuk mengatasi bencana yang terjadi. bahkan mereka sudah bisa memprediksikan bahwa bencana itu memang akan terjadi.

Seperti itulah kira-kira gambaran yang saya alami saat ini, bahwa saya baru terjaga dan kemudian berlari. Kondisi bangsa ini sudah sakit dari berbagai bidang, apapun itu. Dan banyak dari kita yang masih bersantai-santai ria seolah-olah hidupnya sudah tenang sekali. Dan tidak pernah memperdulikan apa yang terjadi disekitarnya.

Kalimat suci yang seringkali terngiang-ngiang di telinga bahwa “Manusia yang terbaik adalah Manusia yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Dan saya ingin menjadi manusia yang terbaik di mata TUHAN.


Cobalah sesekali kita tengok kondisi disekitar kita.

Ketika bangun tidur dan segera mandi JibangJibung, ada banyak orang lain yang susah sekali mendapatkan air sekedar untuk minum apalagi mandi.
Ketika kita menyantap sarapan yang terhidang di meja makan bahkan seringkali menolak makan hanya karena menu yang tersaji tidak sesuai dengan selera kita, ada banyak orang yang untuk sekedar mengganjal perut masih harus membanting tulang mencari kerja sejak matahari belum terbit. ketika seharian tidak mendapatkan uang untuk membeli makanan pun mereka terpaksa mengais-ngais makanan sisa di tong sampah bahkan hingga menjual harga dirinya dengan mengetuk pintu-pintu rumah orang untuk meminta belas kasih.
Ketika kita asyik bersekolah hingga S yang tak terhingga dan bahkan seringkali membolos karena gurunya gak asyik, ada banyak orang yang untuk tamat SD saja susahnya minta ampun dan seringkali harus putus sekolah karena biaya untuk sekolah sudah tidak sanggup lagi terpenuhi.
Ketika kita dengan mudahnya berlangganan majalah atau memborong buku-buku baru karya penulis terkenal, ada banyak orang yang mencium aroma buku yang baru dibuka segel plastiknya saja tidak pernah.


Ya, terlalu banyak kesenjangan yang tersaji disekitar kita dan seringkali kita tidak peduli. Atau mungkin kita ingin berbagi tetapi tidak tahu harus menyerahkan kepada siapa.

Itulah kenapa akhirnya saya membuat sebuah akun @jemberbagi

Apa sih @jemberbagi itu?

jemberbagi awalnya singkatan dari nama Jember Berbagi

Kenapa Jember?
karena saya saat ini berdomisili di Jember dan untuk memulai sesuatu bukankah sebaiknya dari hal kecil dulu yang sekiranya mampu kita jangkau. dan juga saya ingin lebih mengenal Jember lebih dekat, sebuah kota kecil tempat saya mencari nafkah dan membina rumah tangga.

Dan “Berbagi” itulah yang menjadi jalan untuk menunjukkan kepedulian kita kepada orang lain.

Tetapi selang beberapa bulan jemberbagi menjadi jembatan berbagi karena saya sadar bahwa apa yang saya dan teman-teman lakukan hanyalah sebuah jembatan yang mempertemukan antara orang-orang yang ingin berbagi dengan mereka yang seharusnya kita bantu.

Sasaran Jembatan Berbagi adalah pendidikan khususnya untuk anak-anak yang seringkali termarginalkan oleh keadaan, entah itu di pelosok ataupun di kota.

Dan sementara yang sanggup kami lakukan adalah membantu pengadaan buku untuk sekolah-sekolah dipelosok dan membagi-bagikan DVD/CD Peduli Anak Indonesia yang berisi lagu-lagu anak dan cerita/dongeng.

Memang apa yang saya lakukan tidak terlalu berarti tetapi setidaknya keberadaan saya sebagai manusia akan berarti dimata TUHAN.

Selamat Berbagi, karena “Berbagi Ceriakan Hati”